VSFS: Lebih dari Sekadar Model, Sebuah Cara Hidup
VSFS atau Victoria's Secret Fashion Show adalah lebih dari sekadar peragaan busana. Ini adalah sebuah fenomena budaya yang telah menarik perhatian dunia selama bertahun-tahun. Dari tahun 1995 hingga 2018, acara ini menjadi simbol kecantikan, kemewahan, dan aspirasi. Namun, di balik gemerlap panggung dan pakaian mahal, terdapat cerita panjang mengenai evolusi, kontroversi, dan warisan VSFS.
Kegemilangan di Era Keemasan
VSFS lahir di tengah dekade 90-an, era keemasan supermodel. Cindy Crawford, Naomi Campbell, Tyra Banks, dan Heidi Klum menjadi ikon VSFS, menebarkan pesona dan kecantikan yang tak tertandingi. Acara ini menjadi platform bagi mereka untuk memamerkan bakat dan menghadirkan visual spektakuler yang dipadukan dengan lagu-lagu populer saat itu.
Keunikan VSFS terletak pada:
- Fantasy Bra: Setiap tahun, VSFS menampilkan Fantasy Bra, sebuah bra yang dihiasi berlian dan batu mulia dengan nilai fantastis. Ini menjadi simbol kemewahan dan eksklusivitas VSFS.
- Angel Wings: Sayap-sayap besar dan megah yang dikenakan para model menjadi ciri khas VSFS. Desain sayap yang unik dan dramatis menambah kesan magis dan fantastis pada pertunjukan.
- Panggung Megah: VSFS selalu diselenggarakan di lokasi-lokasi eksotis dan megah, seperti New York, London, Paris, dan Shanghai. Panggung yang dirancang khusus menambah kesan mewah dan spektakuler pada acara.
- Performance: VSFS juga menampilkan penampilan dari musisi ternama dunia, seperti Rihanna, Taylor Swift, dan Justin Bieber. Kolaborasi ini semakin memperkuat daya tarik dan popularitas VSFS.
Kontroversi dan Evolusi
Meskipun mendapatkan popularitas yang luar biasa, VSFS juga menghadapi kontroversi, terutama mengenai:
- Standar Kecantikan: VSFS kerap dikritik karena mempromosikan standar kecantikan yang tidak realistis dan tidak inklusif. Dominasi model berkulit putih dan bertubuh kurus menjadi bahan perdebatan.
- Seksualisasi: Beberapa kritikus berpendapat bahwa VSFS terlalu seksual, menampilkan model dengan pakaian minim dan pose provokatif. Hal ini dianggap merendahkan dan mengobjektifikasi perempuan.
- Kurangnya Keragaman: VSFS kerap dikritik karena kurangnya representasi model dari berbagai ras, etnis, dan ukuran tubuh. Hal ini dianggap tidak mencerminkan keragaman budaya dan bentuk tubuh di dunia nyata.
Menanggapi kritik tersebut, VSFS mencoba berevolusi dengan:
- Meningkatkan keragaman: VSFS mulai menampilkan model dengan berbagai ras, etnis, dan ukuran tubuh. Hal ini menunjukkan usaha untuk menjadi lebih inklusif dan merefleksikan keragaman dunia nyata.
- Memperkenalkan tema yang lebih kuat: VSFS mulai memilih tema yang lebih kuat dan bermakna, seperti "The Road Ahead" yang mengangkat isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
- Melepaskan diri dari format tradisional: VSFS memutuskan untuk tidak lagi menyelenggarakan acara tahunan dan berfokus pada konten digital yang lebih inovatif.
Warisan VSFS
Meskipun VSFS telah berhenti diadakan, warisannya tetap hidup. VSFS telah menginspirasi banyak orang, terutama perempuan, untuk mengejar mimpi dan mencapai tujuan mereka. VSFS juga telah mendorong perdebatan tentang standar kecantikan, representasi, dan seksualisasi dalam industri fashion.
VSFS telah menjadi bagian penting dari sejarah fashion dan budaya populer. Meskipun acara tersebut telah berakhir, warisannya akan terus hidup, menginspirasi dan memprovokasi percakapan tentang keindahan, keragaman, dan kekuatan perempuan.